Kamis, 16 Oktober 2008

Aku Dimarahi Istri


T.WIJAYA
Aku Dimarahi Istri

Seusai lebaran, aku dimarahi istri. Bon-bon bergumpal dalam gelok kering. Dia membakar dada. Dia mencuci krisis dunia di kamar mandi. Televisi membocorkan keketakutan orang kaya pada pendidikannya. Mereka anak manja yang takut anak-anak Asia di lingkungannya dewasa, tidak takut dengan petir dan hujan, apalagi hantu di tepi sungai.
Istriku membongkar vaginanya. Lihatlah! Tidak ada yang dirahasiakan Tuhan pada semut dan lidahmu, kecuali kau memimpikan harga pemain sepakbola di Inggris setiap dini hari. Temui pagi, rampok agen-agen mereka di Asia.
Istriku pembaca koran yang setia. Lugu dan pemarah. Dia percaya kamar mandi Asia menjadi penjaggalan anak-anak, ruang bunuh diri, serta lokasi film kera-kera yang lucu.
Seusai lebaran, aku dimarahi istri. Aku putuskan mengikuti sejarah penjajahan, buat menguatkan antri menerima dana bantuan pemerintah, dan bangga anak-anak kami diberi biaya pendidikan gratis.
Malam seusai dimarahi istriku, vagina-vagina yang tersimpan dalam sinetron itu tidak lagi mengharukan, kecuali lorong pelarian menemukan Tuhan menenangkan abah nusantara yang mengiris hatinya kecil-kecil, sebab demokrasi begitu mahal.
Aku tak punya jenis kelamin di Indonesia. Bodoh.
Seusai lebaran, istriku meradang di kamar mandi.

2008

0 komentar:

Video MUSI MENGALIR

Slide Keluarga