Kamis, 25 Desember 2008

Ibu, Benteng Ini Tidak Menghadap Laut

Sajak T.Wijaya

Benteng ini tidak menghadap laut. Lubang senjatanya menghadap teras rumah panggung orang uluan. Perempuan setelah 6 abad, yang menatapnya, mengeluh sepanjang hari. Mereka membayangkan sultan membagikan beras dan minyak sayur. Lalu meraba bulu dadanya.

Benteng ini membuat musuh menguasai laut. Dari seribu langgar yang menusuk sungai Musi, mereka menulis silsilah sebagai penguasa laut, yang dilahirkan kembali dari rahim Fatimah. Setelah 6 abad, perempuan yang membacanya, mengeluh sepanjang hari. Bertolak pinggang di tangga rumah: Aku babu yang ditiduri dan tidak diberi gaji!

Benteng ini jelas-jelas jauh dari laut. Jelas pula, aku tidak dapat berenang, tapi rindu air terdalam hingga dingin menyentuh pasir berlumpur. Hitam. Berjalan pelan-pelan di bawah perahu yang lapuk dan kakus sepanjang tepian.

Aku menemukan kitab-kitab yang ditulis Ratu Sinuhun, dan dibuang para panglima yang calon selirnya menggoda raja.

Benteng ini sebenarnya di perut laut. Laut minyak bumi dan batubara, yang membuat perempuan setelah 6 abad, tidak mampu berhenti mengeluh. Mereka bosan menatap tongkang-tongkang yang gagah meninggalkan uluan, buat menemui pangkuan laut. Benteng ini hanya tentara. Di gerbangnya, perempuan setelah 6 abad menjerit saat beranak: Aku bukan Cat Woman!

2008

0 komentar:

Video MUSI MENGALIR

Slide Keluarga