Senin, 08 Desember 2008

Menangis di Rumah Saja

Sajak T.WIJAYA
Menangis paling mengigit kesedihan. Yakni anak-anak yang selalu diminta upacara bendera tiap Senin. Menghadap matahari tanpa permen dan coklat. Harapannya mencair dalam keringat ayah dan bunda yang ketakutan.

Pulanglah, anakku. Menangis di rumah saja. Tolong bawa koran. Kita menyewa koran buat memberitakan bunuh diri dan perampokan. Pada halaman depan, musim perwakilan tidak pernah menurunkan ongkos angkutan umum.

Menangis paling menggigit kemarahan. Yakni anak-anak yang selalu dipaksa mengerti nasib guru. Seperti kambing-kambing yang dikorbankan lebaran ini.

Ibrahim! Ibrahim! Jangan menangis anakku. Bukan ayah dan bunda yang tiba-tiba mendapatkan wahyu. Mimpi kami selalu batu. Dilemparkan jauh-jauh ke kolam air mata. Jangan ajak kelahiranmu. Pulanglah. Menangis di rumah saja.

Menangis di rumah saja. Menangis di rumah saja. Menangis di rumah saja. Menangis di rumah saja. Menangis di rumah saja.

2008

0 komentar:

Video MUSI MENGALIR

Slide Keluarga