Kamis, 11 Desember 2008

Ratna, Kau Boleh Menertawakan Aku

Sajak T.WIJAYA

Ratna, kau boleh selalu pergi, tapi selimut tak pernah terbang dari ranjang ini. Sesekali bayangan anak-anak membacakan puisiku, di bibir ranjang. Puisi tentang cinta yang membara sepulang dan menuju sekolah. Ada juga kata-kata kemarahan pada ilmu pengetahuan yang membuat kita bermusuhan, meskipun guru tak mampu menjelaskan Tuhan kian banyak.
Ratna, kau boleh menertawakan aku, tapi aku selalu terjaga. Menanti kesadaran sesungguhnya. Tidak pura-pura bersama kekasih yang datang buru-buru, lalu menyediakan kopi saat pagi hari, atau menyambut teleponnya dari sebuah kampung industri.
Ratna, kau boleh selalu terbang, tapi aku selalu mencintai pohon yang kutanam di halaman rumahmu. Buah-buahnya bagai kebun milik petani yang kita bicarakan setiap kali guru memarahiku menulis puisi di kelas itu.
Ratna, kau boleh selalu mati, tapi aku selalu membangunkanmu di kamar yang biru. Biru seperti langit yang menjaga Tuhan kita.

Ratna, cahaya itu. Tidak seperti yang dibayangkan para sahabat yang ketakutan pada puisi.

2008

0 komentar:

Video MUSI MENGALIR

Slide Keluarga