Minggu, 14 Desember 2008
Sajak T. WIJAYA
Sangkar di teras rumah ini kehilangan burung. Di hadapan bunga-bunga dia menjadi kotor, bau dan kaku. Sepatu-sepatu yang pernah dikenakannya kian takut menatap jalan. Tua dan tidak lagi bekerja di pabrik-pabrik.
Dulu, sepasang burung dan beberapa anaknya membangun sangkar ini. Musim hujan dan panas yang melapukkan kepercayaan diri, mereka sapa dengan kepala menatap langit.
Apa yang terjadi?
Bunga, sepatu, sandal, tidak lagi bekerja di pabrik-pabrik. Mereka seperti Tan Malaka yang mati di luar sangkar ini.
Burung-burung dunia membenci sangkar ini. Katanya, biarlah mati digulung badai.
2008
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar