Minggu, 20 Juli 2008
T. WIJAYA
Tengah Malam Mati
Ini jongkok. Siapa yang mau mati? Dua detik selesaikan struktur tubuh. Tidak ada pembelaan dan kenangan bagai kaset terendam cuka. Ini berdiri. Siapa yang mau mati? Satu detik selesaikan kelahiran. Tidak ada. Tidak ada.
Mati dalam kepastian, anak-anak yang mengejutkan. Mereka menggambar senapan di kepala yang seragam. Duhai, kita telah membunuh secara bersama. Dosa yang hukum, katanya.
Ini berlari. Siapa yang mau mati? Gila pun tidak menghentikan struktur keinginan. Lari. Lari. Lari. Lari. Lari menuju lubang kematian. Gelap. Siapa sebenarnya penentu?
2008
Tengah Malam Mati
Ini jongkok. Siapa yang mau mati? Dua detik selesaikan struktur tubuh. Tidak ada pembelaan dan kenangan bagai kaset terendam cuka. Ini berdiri. Siapa yang mau mati? Satu detik selesaikan kelahiran. Tidak ada. Tidak ada.
Mati dalam kepastian, anak-anak yang mengejutkan. Mereka menggambar senapan di kepala yang seragam. Duhai, kita telah membunuh secara bersama. Dosa yang hukum, katanya.
Ini berlari. Siapa yang mau mati? Gila pun tidak menghentikan struktur keinginan. Lari. Lari. Lari. Lari. Lari menuju lubang kematian. Gelap. Siapa sebenarnya penentu?
2008
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
kak...
eko boleh mita alamt email jurnal nasional gak
makasih
Posting Komentar