Rabu, 11 Juni 2008

Aku Sangat Serius Menyintaimu






T. Wijaya
Aku Sangat Serius Menyintaimu

Bunga yang kutanam di mimpimu terluka. Darahnya menetes sebagai airmata kebencian. Pohon-pohon menuju rumah tidak mau lagi menyapaku. Kebun rumahku terbakar. Kembalilah. Aku punya setangkai hati yang kubeli dari waktuku yang sempit. Lihatlah, aku sangat serius menyintaimu.

Aku berenang di mimpimu. Napasku tinggal gelembung-gelembung. Pecah sebagai keluhan yang sepi di sudut cafe ini. Kembalilah. Kembalilah. Saksikan, aku sangat serius menyintaimu.

Berikan bantal itu, biar kubenamkan proposal-proposal sekolah ini ke dalamnya. Kubakar, bila kau punya api. Berikan sepatu itu, biar kukunyah aspal jalan yang diinjaknya. Kugali seribu lubang di jalan, bila kau berikan cangkul itu.

Aku menikahi mimpimu. Spermaku menjadi kerikil-kerikil di daging. Sakit. Sakit. Menusuk bunga yang kutanam bersama fotomu di kamar ini. Fotomu menjadi buah dada yang kenyal, berkeringat, dan aroma bawang disiram parfum Gucci, membuat aku berlari sekuatnya mendekaki bukit sampai subuh membangunkan orang-orang. Tuhan maha kasih!

[Siapa yang akan mencegahku menelan 100 pil Rohypnol di hadapan penghulu yang bosan menunggu]

2008

0 komentar:

Video MUSI MENGALIR

Slide Keluarga