Rabu, 04 Juni 2008







T.WIJAYA
Bos, Pahatlah! Kami Berhenti Menggergaji Batu

Bos, bos, kami berhenti menggergaji batu. Kami berhenti menumbuk batu. Kami berhenti memecah batu. Tapi kami tidak membiarkan air mata menjadi batu. Biarkan batumu memaknai kami. Batumu. Batumu seperti sejarah harapan ini.

Bos, bos, kami berlari meninggalkan batu. Kami pergi menuju batu. Kami hilang menjadi batu. Tapi kami tidak membiarkan mimpimu menjadi batu. Pahatlah, pahatlah, pahatlah agar batu kembali menjadi sejarah.

Sesungguhnya Tuhan sangat makmur. Selalu Tuhan memaknai makna.

Bos, bos, pahatlah, pahatlah, pahatlah agar beras dan minyak bumi tidak ditelan para pendatang diam-diam. Pahatlah, pahatlah, pahatlah, selalu sungai mengalirkan kecerdasan. Pahatlah, pahatlah, pahatlah, seperti Bukit Siguntang memilihkan telapak kaki. Pahatlah!

Bos, bos, kami berhenti menggergaji batu. Kami berhenti menumbuk batu. Kami berhenti memecah batu. Bos, bos, kami tidak mau merebus batu, dan membiarkan istri-istri kami mengulum batu. Pahatlah.

2008

0 komentar:

Video MUSI MENGALIR

Slide Keluarga