Kamis, 19 Juni 2008

Aku Tetap Menjaga Cinta Itu


T. Wijaya
Aku Tetap Menjaga Cinta Itu

Kita berjalan di antara napas orang-orang luka. Kita luka. Kau titip senyum. Mimpiku menggelora. Lalu, semuanya lenyap. Kucari dalam setiap sudut kota, dan ingatan di bangku-bangku oplet. Kutanam bunga di setiap persinggahan malam. Gelap terus memiliki malam. Lukaku seperti sia-sia.
Pagi ini, embun di permukaan daun menyapaku. Mimpiku kembali menggelora. Masih ada yang terluka padaku. Pada katamu. Pada pintu orang-orang. Tuhan pasti suatu kali memberikan matahari pada malam, bisikku. Pasti, seperti angin yang membangunkan kita siang itu di Taman Budaya, setelah sekian lama tertidur dalam kesedihan yang marah.
Kita berjalan di antara jejak orang-orang kalah. Kita kalah. Lalu, semuanya lenyap. Mungkin, kau titip laut, langit, dan sungai, yang terus kujaga.
Terus terluka, terus terluka, terus terluka, terus terluka.
Pagi ini, embun di permukaan daun menyapaku. Mimpiku kembali menggelora. Lukisan taman itu masih menunggu warna-warnamu. Aku tetap menjaga cinta itu.

2008







1 komentar:

Eko Putra mengatakan...

salam kenal

mengundang tuan untuk datang ke zonaku

dan meminta untuk memberi pelajaran untukku

eko putra

sekayu

Video MUSI MENGALIR

Slide Keluarga