Rabu, 04 Juni 2008

Saya Gagal Menjaga Kakus







T. WIJAYA
Saya Gagal Menjaga Kakus

Terlalu akrab. Saya gagal menjaga kakus. Jin-jin yang berdiam. Mitos-mitos yang berkembang. Menghisap dan meneguk rahasia-rahasia yang terbongkar. Saya mengecil, lembek, dan bau.

Terlalu banyak. Saya gagal menjaga kakus negeri ini. Jin-jin yang beranak. Mitos-mitos yang mengejar. Menggilas semua yang lain. Saya berdarah, tercabik, dan berulat.

Masih muslimkah saya?

Yes, pergi saja ke padang pasir. Kencing jongkok. Di balik batu. Menghadap kekosongan. Jangan setetes menggemparkan ketenangan tanah.

Lalu? Zikir, zikir, zikir, zikir, zikir, zikir, zikir, zikir, zikir, zikir, zikir, zikir, zikir...

Yes, saya sudah dua jam di dalam kakus. Jin-jin berbisik. Katanya, kaum Yahudi melahirkan banyak nabi. Melahirkan banyak klub sepakbola. Membangun banyak hotel. Menciptakan banyak artis. Mendorong banyak penulis. Membantu banyak organisasi nonpemerintah.

Dor! Sebuah peluru dari balik dalam sabun cuci tangan menghantam kepala saya. Dia mengobok-obok otak kiri saya. Triliun jalur saraf putus dan pecah. Di kelopak mata saya, perempuan berusia 43 tahun mandi. Tidak ada rahasia. Suaminya dihancurkan dengan busa sabun. Termasuk pangkat dan daftar gaji yang menjadi kecil-kecil, numpang lewat di depan saya. Tiba-tiba.

Masih muslimkah saya?

Terlalu sering. Saya gagal meniru kucing. Kakus, jangan tinggalkan saya.

2008

0 komentar:

Video MUSI MENGALIR

Slide Keluarga